Selasa, 13 Mei 2014

Resensi Buku Madre

Judul: Madre
Penulis: Dee (Dewi Lestari)
Penerbit: Bentang
Tahun Terbit: 2011
Halaman: 160

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Madre adalah kumpulan cerita yang terdiri dari 13 karya fiksi dan prosa pendek.
Salah satu cerita yang menjadi judul buku ini adalah ‘madre’

Cerita Madre berkisah tentang seorang laki-laki muda bernama Tansen yang diberi warisan sebuah adonan biang roti bernama Madre. Madre merupakan cikal bakal dari tumbuhnya toko roti Tan De Bakker, yang dimiliki oleh laki-laki bernama Tan.

Berawal dari Tan muda bertemu Laksmi, ketika mereka bersama-sama bekerja di sebuah toko roti. Melihat talenta laksmi, Tan mengajak Laksmi keluar dari toko roti tersebut dan kemudian menjual roti sendiri. Dari jualan kecil-kecilan sampai kemudian Tan  memiliki toko roti sendiri. Kedekatan diantara mereka berubah dari sekedar sahabat menjadi saling jatuh cinta. Akhirnya Tan dan Laksmi menikah. Laksmi yang mewarisi darah India yang  tidak diterima oleh keluarga Tan, begitupun sebaliknya. Akibatnya, mereka berdua diusir dari keluarga masing-masing. Malangnya, nenek Tansen tidak berumur panjang. Tak lama setelah Kartika lahir (Ibu Tansen), Laksmi meninggal. Hidup Tan kocar-kacir dan hampir bangkrut. Namun pertolongan datang dari keluarganya. Setelah Laksmi tiada, hubungan keluarga mereka akur kembali. Dan jadilah toko roti yang sekarang ditempati oleh Pak Hadi dan kondisinya mati suri.

Tanpa pengetahuan mengenai roti, laki-laki yang menikmati hidupnya dalam ruang kecil yang ia beri nama kebebasan, tentu saja Tansen menolak untuk mengurusi toko roti yang telah lama tak beroperasi ini. Pertemuannya dengan Mei, menguatkan niat Tansen untuk menjual Madre kepada perempuan pengusaha roti itu. Namun obrolannya dengan Pak Hadi dan sejarah masa lalu neneknya membuat Tansen berubah pikiran. Madre bukan sekedar biang roti biasa, selain cita rasanya yang memang unik, ia juga menyimpan kenangan. Madre adalah adonan biang roti yang dikulturkan oleh neneknya, umurnya saudah tujuh puluh tahun. Biang roti itu bahkan sanggup bertahan hidup melebihi dari umur penciptanya.

Bersama dengan Pak Hadi dan rekan-rekan sejawatnya serta Mei, Tansen membangun kembali toko roti warisan kakek dan neneknya. Toko roti itu berganti nama menjadi Tansen De Bakker

Bagian yang paling menarik dari cerita ini adalah pada bagian akhir.

Selain madre dalam buku ini ada juga cerita lain yang DEE hadirkan. Semua cerita yang yang dee hadirkan begitu  lugas, dan kata-kata yang dee rangkai selalu terbaik.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons