Senin, 12 Mei 2014

Resensi buku "Surat-Surat Putri"


Judul: Surat – Surat Putri
Pengarang: Ratna Indraswari Ibrahim
Penerbit: Masmedia Buana Pustaka
Tahun Terbit: Oktober 2009
Halaman          : xvi + 160 hlm

Latar Belakang Pengarang
Ratna Indraswari Ibrahim adalah potret pada mayoritas perempuan Indonesia. Kesetiaanya pada dunia sastra menjadikannya sebagai salah satu kampiun dunia sastra Indonesia. Mbak Ratna, begitu panggilan sehari-hari Indraswari Ibrahim. Keterbatasan fisik tidak menyurutkan langkahnya untuk teteap menulis dan berkarya. Selain aktif sebagai penulis Ratna juga aktif dala berbagai LSM yang memperjuangkan kesetaraan jender dan lingkungan hijau maupun yang menaungi para difabel.
Ratna juga mempresentasikan makalah ‘Sastra dan Gerakan Perempuan’ dalam suatu seminar yang diadakan oleh Jawa Pos, 19 April 2003, di Graha Pena Surabaya.

Pendapat mengenai masalah yang dibahas
Ratna terlalu berpusat pada cerita-cerita yang mengarah pada perasaan perempuan dan ketidakadilan jender yang acapkali menindas perempuan terkesan bahwa Ratna tidak punya lagi tema cerita.  Dan terkadang cerita Ranta agak berlebihan dalam penggambaran tokoh perempuan yang terlalu jauh dari kenyataan seorang perempuan.
Perbandingan isi buku dengan buku yang lain.
Dalam buku kumcer ini, ceritanya sangat realistis, memotret realita kehidupan perempuan dalam keseharian mereka, terutama para perempuan yang tinggal di daerah pedesaan ataupun kota kecil, walaupun ada juga yang hidup di kota besar.
Dalam buku kumcer ini ditunjukan ciri khasnya yang berbeda dibanding dengan buku “Morninag Has Broken (2005)” tulisan Rose Linda. Linda menggambarkan  tokoh perempuannya yang  terlalu egoism tidak mencerminkan sosok seorang perempuan yang penuh rasa persaudaraan antar sesamanya, sementara Ratna dalam buku ini menggambarkan tokoh perempuan yang peduli terhadap sesama perempuan lain walaupun karakter tokohnya tidak lembut dan keras tapi mempunyai solidaritas yang kuat diatara mereka. Tokoh tokoh perempuan dalam buku ini adalah perempuan-perempuan yang harus menghadapi dan menegosiasikan posisi mereka dalam dunia patriarki dan didominasi oleh laki-laki, mereka tidak mau tidindas dan di perlakukan semena-mena atas ketidak adilan jender. Seperti dalam cerita “Rum Sudah Mati”.
Dari segi penuturan, ada sedikit perbedaan dari segi alur, Dalam alur cerita Surat-surat putri, Ratna tidak terpaku pada satu alur cerita yang terus maju dan berakhir bahagia, tetapi Ratna juga membuat cerita yang alurnya mundur seperti dalam cerita yang berjudul “Surat-surat putri” dan ada juga yang beralur mundur-maju walaupun ada juga yang beralur mundur. Sehingga alur tidak terkesan monoton. Tapi dalam buku ”Morninag Has Broken” pengarangnya lebih mengarah pada alur maju sehingga alur terkesan monoton.
Secara keseluruhan buku ini lebih menarik dengan buku  kumcer Rose Linda (Morninag Has Broken), Ratna nampaknya memberikan khas yang berbeda dalam pola yang tidak sama dalam setiap ceritanya, beragam kisah yang ditulis dalam masin-masing cerita dikumpulkan menjadi satu buku.

Cuplikan isi buku yang menarik.
Sumi sedang menuju rumah pelukis. Dia akan membunuh pelukis itu lebih dahulu, setelah itu bejo. Kemarin pabrik menciutkan karyawannya. Dia termasuk yang diperhatikan. Bukankah kesedihan ini tidak pernah dipedulikan oleh orang yang telah mengambil seluruh hati dan tubuhnya, tanpa dia pernah menuntut imbalan?
Ketika sedang menuju rumah yang sedang dimaksud, dia dihadang oleh pardi, “ Apa betul kau mau membunuh orang?”.
Sumi tidak menjawab. Dan Pardi berjalan disebelahnya, “Apakah itu cita-citamu? Sebaiknya kau mampir dulu kerumahku untuk omong-omong.”
Sumi merasa malu dan capek. Lantas dia berhenti. Pardi dengan sigap berkata, “Mengapa mesti membunuh orang lain? Mengapa kita tidak kawin saja?”
Sumi dengan heran melihat pardi. Jadi yang ngomong barusan bukan pelukis atau suaminya bejo?
Sumi sudah berada di muka took. Dilihatnya pelukis dan mahasiswi itu sedang ngobrol. Pedangang yang melihat ekspresi Sumi gemetar, “ Sum apa maumu dengan pisau itu. Kalau kamu mau pinjam uang, katakanlah. Kita kan teman dari dulu. Dan saya tidak pernah bersalah kepadamu.”
Sumi melihat pedagang itu dengan oerasaan aneh. Benarjah dia tidak punya alasan untuk membunuh atau dendam pada laki-laki yang memberinya cinta, menariknya kembali kalau dia baru saja mengenal dunia dan merasa jadi perempuan?
“Kalau kamu tidak keluar dari sini saya akan lapor polisi.”
Tiba-tiba Sumi merasa lemas dan keluar dari took ini.
“Bapak seharusnya tidak begitu pada simbal kebahagiaan kita.”
Pedagang itu tidak menjawab. Dan mahasiswa itu sendiri tidak bisa berpikir apa-apa lagi.
Juminten member nasehat, “Kita Cuma orang biasa, tidak perlu berpikir yang aneh-aneh. Lebih baik kau menikah saja dengan Pardi. Siapa tahu pardi aka memberimu anak kembar.”
“Entahlah, Jum, saya merasa tidak semudah itu. Keduan lelaki itu telah mengambil seluruh jiwa dan raga saya.”
Kemudian sumi menangis dan juminten memeluknya sembari turut menangis. (hlm 25).
Masih banyak peristiwa-peristiwa yang menarik dalam buku kumcer ini.
Kedekatan tokoh utama dalam beberapa cerpen, menandai hubungan yang luar biasa antara tokoh-tokoh perempuan yang ada menciptakan persaudaraan perempuan yang kuat dan saling menguatkan.

Ringkasan isi buku
Surat-Surat Putri adalah sebuah buku kumpulan cerita pendek (kumcer). Yang menceritakan tetang pengalaman-pengalaman perempuan dari berbagai sisi kehidupan, keseharian perempuan dan masalah-masalah yang dihadapinya, yang diramu oleh imajinasi kuat yang berbalut dan berbasis realistis dari seorang penulis bernama Ratna Indraswari Ibrahim.
Buku ini terdiri dari 16 cerita pendek yang mempunyai tema, alur, tokoh, dan pola yang berbeda-beda. Diawali dengan cerita yang berjudul “tetangga sebelah rumah” dan diakhiri dengan cerita “rum sudah mati” membuat rentetan cerita yang menjadi loebih menarik dan terarah.

Gaya pengarang
Kekuatan Ratna adalah kekuatan perempuan, yang lewat karya ciptaanya sendiri Ratna berupaya berupaya mengangkat suara-suara perempuan didalam budaya yang didominasi oleh kaum lelaki yang selalu mengacuhkan kaum perempuan.
Ratna adalah penulis perempuan yang menciptakan maknanya sendiri, berperan sebagai produser sendiri, mempunyai pola yang tersendiri dan mempunyai struktur sastra sendiri.
Dari tokoh-tokoh yang di karangnya Ratna membuat karakternya detail sehingga para pembaca akan terbawa cerita dan seolah-olah telah mengenal watak dan perilaku keseharian para tokoh, kehidupan paratokoh, dan keadaan para tokoh dikala sedang sedih dan senang.

Kelebihan dan kekurangan buku
Kumpulan Surat-Surat Putri adalah sebuah buku kumpulan cerpen yang melantunkan kisah kehidupan perempuan. Lebih dari itu, cerita dalam buku ini akan membuat anda terbawa berkelana menerobos sudut-sudut pemikiran dimana Anda akan menemukan pandangan yang berbeda tentang nasib perempuan, tentang kegembiraan yang meluap-luap, tentang amarah, sekaligus kesedihan yang mengharu biru.
Hal yang menarik dalam buku kumpulan cerpen ini adalah alusi yang kuat dalam karakter yang diciptakan Ratna. Tanpa  Anda sadari kisah dan karakter-karakter dalam buku ini lambat laun menguasai Anda. Karena potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan Anda pada rasa gembira, amarah, dan perasaan yang halus namun memiliki pengaruh yang kuat.
Dibalik lantunan kisah kehidupan yang begitu menarik dan indah, buku ini tidak terlepas dari kekurangan. Di awal-awal cerita, penggambaran tokoh-tokohnya detail sekali. Tentang masa-masa sulit yang dialami tokoh walaupu ada yang diawali dengan kebahagiaan dan berakhir bahagia kembali, kontradiksinya adalah pada pertengahan cerita sampai akhir alur cerita seakan dibuat begitu cepat. Pengarang terkesan cepet-cepat ingin mengakhiri cerita. Semuanya digambarkan terburu-buru serba cepat, serba indah, dan banyak faktor bermunculan yang semuanya mengarah pada kesatu hal yang sama; happy ending. Rasanya tidak seimbang dengan alur pada awal-awal cerita.

KESIMPULAN
Setelah saya membaca buku ini dengan Terus menerus dan seksama rupannya anda harus menambah lagi koleksi buku anda dengan membeli buku  kumcer “Surat-Surat Putri” ini karena didalamnya banyak terdapat cerita hidup yang mengharukan dan tidak membosankan dan akan membuat anda ingin cepat-cepat menyelesaikan membaca buku ini. Jadi buku kumpulan cerpen ini layak untuk dibaca dan dijadikan koleksi terbaru Anda.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons