Senin, 23 Mei 2016

Mimpi (bagian 1)


Hari semakin gelap, cuaca hari ini lebih mendung daripada hari-hari biasanya, aku pulang sedikit terlambat jadi aku buru-buru keluar kantor karena takut tertinggal dari jemputan bis karyawan, karena terburu-buru ketika turun tangga dari lantai dua aku menambrak seorang perempuan teman sekantorku, aku kemudian minta maaf kepadanya, dia hanya tersenyum, aku cepat pergi ke tempat jemputan bis karyawan yang biasanya menunggu di samping kantor dekat dengan kantin.
Ketika sampai disana bis sudah tidak ada, akhirnya aku pulang dengan naik kendaraan umum, tidak seperti biasanya kendaraan umum yang biasa lewat dekat jalan rumahku jarang sekali lewat akhirnya aku naik kendaraan jurusan lain, angkot 08.  Karena beda jurusan aku juga harus turun lebih awal di pertigaan jalan yang menuju rumahku untuk berganti kendaraan,  seharusnya aku bisa naik kendaraan angkot 05 dari jalan tersebut tapi jarang sekali angkot 05 lewat, sambil menunggu aku berjalan kaki di pinggir jalan sebelah kiri, lama sekali aku menunggu mobil angkot datang, sesekali aku sering menendang batu-batu kerikil yang berada di pinggir jalan aspal yang ada karena jalan yang rusak dan terbawa sampai kepinggir jalan oleh aliran air ketika hujan turun.
Hampir 30 menit mununggu dan sudah hampir 2 km aku berjalan, mobil angkot belum ada yang melewatiku, sesekali aku menengok kebelakang untuk melihat barangkali ada mobil di belakangku, jalanan ini memang sepi tak ada tanda-tanda mobil akan datang, angin berhembus kearahku dari depan terasa begitu dingin, tak tau kenapa aku merasa begitu takut, di depanku ada pohon jambu yang sudah kering tak berdaun, aku baru sadar bahwa setauku aku belum melihat pohon jambu ini sebelumnya padahal aku sering lewat jalan ini, tapi itu tak aku pikirkan mungkin saja aku memang kurang menperhatikan sekitarku ketika naik kendaraan.
Ketika aku hendak berjalan lagi terdengar suara burung gagak hitam hinggap di salah satu dahan yang telah kering dan mati entah dari mana datangnya kemudian gakgak-gagak yang lain ikut juga hinggap diatas pohon itu, aku sangat heran kenapa ada burung gagak?, sebelum pertanyaanku terjawab gagak-gagak itu terus berdatangan semakin banyak, aku tidak bisa menghitungnya, gagak itu hampir memenuhi sebagian dahan-dahan pohon yang setegah kering dan hampir mati itu, sebagian lagi hinggap di atas kabel saluran udara dan diatas atas tiang listrik di sebrang jalan, hari terus semakin gelap menuju magrib cuaca begitu dingin tapi tidak turun hujan.

Gagak gagak berterbangan, berputar-putar di langit, diatas kepalaku, semakin banyak, kepalaku melihat keatas kearah gagak gagak tersebut, warnanya hitam, suaranya melengking menyayat, ada yang aneh dengan salah satu gagak, matanya berwarna merah kehitam hitam-hitaman tidak seperti gagak-gagak lainya, tubuhnya lebih besar daripada gagak-gagak ayang lain begitu juga dengan sayapnya lebih lebar daripada yang lain, sepertinya dia ketua kelompok gagak-gagak. mataku tepat bertatapan dengan mata gagak itu kemudian semua gagak gagak yang lain menghilang sontak aku terkaget sekali aku merasa  ketakutan tapi kepalaku tetap mengarah eatas dan mataku tetap menatap ke gagak itu, kaki bergerak mundur sedikit, sudah mengerti bahwa yang ada dipikiranku adalah lari secepatnya, ketika aku mau lari gagak itu turun menukik ketika kulihat ke arah matanya,, aku terbangun, aku sangat kaget aku masih berada di kantor, badanku berkeringat, aku melihat kearah jam di tangan kananku, tepat pukul 17-20, aku segera beres beres lalu turun, ketika turun tangga dari lantai dua, aku menambrak perempuan teman sekantorku, aku kemudian minta maaf kepadanya, dia hanya tersenyum, aku cepat pergi ke tempat jemputan bis karyawan, bisnya masih ada, cepat-cepat aku naik bis itu, tak lama kemudian bis berangkat. 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons